Tips Belajar Bahasa Arab dengan Menerapkan 3 M

Avatar photo
Tips Belajar Bahasa Arab

MEDIA ID – TIPS BELAJAR BAHASA ARAB 3M, Bertempat di Gedung Research Center Kampus II UIN Mataram, Tepat jam 10:00 acara seminar dimulaikan, ditandai dengan pelafadzan kalimah Basmalah yang langsung dipandu oleh MC, dengan hantaran Bahasa Arab.

Usai itu yang selalu dimuat dalam setiap acara adalah pembacaan ayat-ayat Suci Al-Qur’an oleh Akhi Sopian Atssauri. Yang dibacakan adalah ayat tentang masa depan:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr (الحشر) / 59:18)

Qoriq yang punya suara merdu ini juga membacakan Surah Assyams, beberapa ayat diawal surah. Mengingatkan kita tentang kekuasaan Allah terhadap Matahari dan cahayanya, bicara tentang bulan, siang juga malam. Sebuah isyarat kekuasaan Allah yang Maha Dahsyat. Digambarkan dengan bahasa Al-Qur’an bersastra paling tinggi yang toada tanding dan banding.

Sejurus kemudian, hadirin dengan khidmat menyimak kata sambutan dari Dr. Yek Amin Azis, MPd, yang menyampaikan tentang Muqoddimah seminar. Beliau juga mengucapkan selamat datang kepada Prof. Dr. KH. Abdul Hamid, MA dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang beserta 9 orang anggota rombongan yang lain.

“Pertemuan kita adalah silaturahmi, yang kalau tidak ada ridho Tuhan, maka kita tidak akan sampai di tempat ini”. Kata Kepala pusat Bahasa UIN Mataram ini. Lalu acara dibuka dengan resmi oleh wakil Rektor yaitu Prof. Dr. Adi Fadli, MAg.

Cerita singkat Prof. Adi dalam sambutannya atas nama Rektor UIN Mataram, bahwa dengan Pak Prof. H. Abdul Hamid dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Narasumber kita hari ini) bahwa tahun lalu ketika ke Mataram beliau masih Doktor. Sedang datangnya yang sekarang, sudah Guru Besar. Pada tahun 2012 sudah samaan beliau 1,5 Bulan di Maroko.

Wakil Rektor menjelaskan, belajar bahasa Arab harus sampai kepada zauqnya, rasanya. Juga lihat bagaimana Umar bin Khattab masuk Islam, menerima kebenaran oleh karena keindahan dan keagungan bahasa Al-Qur’an. Silahkan serap apa yang disampaikan oleh Pak Prof nanti, sami’na waato’na saja. Ungkap kademisi yang ciri khas berkumis ini. Lalu sebagai penutup acara pembukaan, Ustadz Muhammad Mukhlis didaulat memimpin doa.

Pada gilirannya Acara inti Seminar dimoderatori oleh Dr. Abdul Azis, MPdI, lalu memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Prof. Dr. Abdul Hamid. Prof. Hamid katakan kita sharing, sampai sekarang saya juga belum paham dengan tema ini: “Bahasa Arab dalam bingkai keberagamaan; Teks dan Konteks”. Tuturnya penuh tawadhu’.

Belajar Bahasa berarti belajar tentang bahasa itu sendiri, tapi bahasa seringkali dikaitkan dengan faktor diluar bahasa, sosial masyarakat misalnya. Untuk sesama level saja beda, jadi linguistik berkolaborasi dengan disiplin ilmu yang lain.

Ketika bahasa dikaitkan dengan disiplin ilmu yang lain, Maka muncullah Socio-linguistik, terkait dengan strata sosial. Linguistik juga punya keterbatasann, kalau ngerumpi dengan teman, lancar sekali berbahasa Arab, tapi ketika diminta berbicara didepan umum, langsung macet, ini masalah.

Menurut linguistik, beberapa gangguan aliran linguistik adalah temasuk struk dan gangguan fisik lainnya. Sampai tidak menyebut istrinya, tapi anehnya baca surah yasin bisa. Jadi imu linguistik harus berkolaborasi dengan ilmu lain.

Mengapa orang tersebut bisa baca Yasin? Karena dia sudah benar-benar terbiasa, inilah ilmu kalau sudah dibawah alam sadar.

Man kaana aakhiru kalaamihi Laa ilaaha illallah, dakholalnjannu penjelasan ilmiahnya, kalau selama hidupnya jarang, alias tidak penah mengucapkan kalimat lailaha illallah, maka sangat dipastikan tidak akan bisa mengucapkannya saat ajal.

Ilmunnaas allugowi, tidak boleh keluar dari teori tektual dan kontekstual. Bahasa adalah sebuah produk budaya, maka tidak bisa dilepaskan dari konteks budaya.

Likulli maqol maqom. Setip konteks itu ada ungkapan-ungkapan trsendiri, kapan saya harus mengatakan aku atau saya. Mahasiswa biasanya bertutur kata dan ber-WA genit-genit. Maka haruslah kita sesuaikan dimana dan kapan
Kalau bilang anda dalam bahasa Araab anta dan bahasa Inggris YOU saja, tidak dengan bahasa Ndonesia. Itu perbedaan fungsi.

Kadang kalau mau meminta untuk mengambil foto dalam bahasa Arab, satu dua tiga, bukannya bilang wahid itsnain tsalatsah, tapi Mastna watsulaasa waruba.

Jangan kebablasan memahami Al-Qur’an, kata Pak Prof, contohnya Surah al-an’am ayat 51.
وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَٰقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيرًا
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (Al-Isra’ (الإسراء) / 17:31)

Harus mengetahui dalam konteks apa Al-Qur’an itu turun. Memahami ayat diatas Seolah -olah Tuhan bilang, kamu jangan takut, karena kami yang akan memberimu rezeki. Saya bukan ahli tafsir tapi itulah faidah mengerti Bahasa Arab. Terang Prof Hamid.

Sama juga dengan memahami hadits Rasulullah Saw, di satu kesempatan beliau bilang orang yang hebat adalah yang melaksanakan ibadahshalat tepat pada waktunya. Sementara pada kesempatan lain ketika beliau ditanya pekerjaan apa yang paling afdhol atau mulia?
jawaban Nabi adalah Jihad Fisabilillah.

TEKS DAN KONTEKS itu penting, jangan cepat bereaksi ketika melihat wa masuk, pahamilah bahasa-bahasa WA, jangan terlalu cepat berpendapat membabi buta.

Dalam kesempatan kunjungannya ke Lombok kalii ini, Prof Hamid cerita tentang perkembangan UIN Maulana Malik Ibahim. Denganjumlah mahasiswa baru fantastis, 3880 orang. Hebatnya semua mereka tinggal di asrama. Belajar bahasa Arab 3 jam perhari menjadi program unggulan wajibnya.

Saat ini belajar bahasa harus sesuai dwngan konteks keseharian kita, apa yang ada di sekitar kita menjadi media belajarnya. Inilah belajar bahasa Arab sesuai dengan KONTEKS, dengan bahasa nyata.
Liayyi syai’in tudrosu allugotul arobiyyah?

Tujuan kita semua belajar bahasa Arab antara lain adalah Linasril uluum juga Lita’limilqur’an. Bahasa yang dipelajari di akademik adalah bahasa Arab. Kalau pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren, kadang tidak memperhatikan kaidah bahasa pada mulanya, tapi lebih kepada proses pemberian semangat kepada santri agar senang belajar.

Pengaruh lingkungan juga memunculkan istilah Lugotul haji, bahkan paling extrem Bahasa Majikan bisa jadi mengikuti bahasa pembantunya, mengapa? Karena anak-anak mereka lebih sering dan lebih lama bergaul dengan pembantunya.

Bahasa Para akademisi juga sudah terpengaruh oleh ilmu bahasa yang dibudayakan saatmereka menempuh studi di luar negeri, sehingga kitamengenal istilah Attadakhul allughowi, atau intervensi bahasa.

Pengucapan bahasa Arab juga kita harus berhati hati, misalnya pada pengucapan kalimah ALLOHUAKBAR, kalau diperpanjang pada hamzah diawal menjadi AAAAAALLAAHUAKBAR, Itu berarti huruf istifham diawal yang berarti Apakah Allah Maha Besar?

Di akhir sesi beliau berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta seminar, serta memberikan oleh-oleh Tips belajar bahasa Arab 3M
1. MEMUDAHKAN
2. MENYENANGKAN
3. MEMBISAKAN
Pengakuan beliau, Tips 3M inilah yang mengantarkan beliau menjadi seorang Guru Besar. Wallohua’lam.
(Selasa, 24 Muharram 1444 H/ 23 Agustus 2022 M)