MEDIA ID – Press release, Meneladani Sifat Rasulullah SAW. Setiap manusia dianjurkan untuk berbuat baik kepada manusia yang lain, ini karena manusia hidup berdampingan dan saling membutuhkan. Berbuat baik tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan uang atau barang; senyuman yang tulus pun adalah termasuk kebaikan. Berbuat baik nyatanya tidaklah sulit untuk dilakukan, senyum yang tulus dan doa untuk kebaikan sesama adalah segelintir contoh dari mudahnya melakukan kebaikan.
Tentang kebaikan, umat Islam memiliki sosok yang menjadi living example untuk amalan penting ini, sosok itu adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah sosok yang dijuluki sebagai uswatun hasanah (suri tauladan yang baik), sehingga apapun yang beliau lakukan layak untuk dijadikan panutan, baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan.
Beberapa contoh yang kerap beliau lakukan dalam hal berbuat kebaikan adalah sedekah. Rasul adalah orang yang sangat ringan tangan, ia mudah tidak tahan melihat orang lain berada dalam kesusahan, meski tidak jarang, orang yang sedang dalam kesusahan itu adalah orang-orang yang selama ini begitu memusuhinya.
Dalam sebuah kisah populer tentang kebaikan rasul, diceritakan bahwa putra Aminah ini memiliki kebiasaan untuk menyuapi seorang pengemis buta beragama Yahudi. Pengemis ini adalah orang yang setiap hari mencaci Rasul Muhammad, ia begitu membenci kekasih Allah ini, namun apa yang dilakukan Muhammad? Alih-alih menyakitinya, Rasul memilih untuk datang setiap pagi ke sudut pasar di mana pengemis ini biasa ‘mangkal’. Ia datang dengan membawa makanan untuk kemudian ia suapkan ke pengemis itu.
Muhammad tidak membencinya, ia justru sangat sayang kepadanya. Muhammad pun tidak pernah memperkenalkan dirinya kepada pengemis Yahudi ini, bahkan hingga kematiannya, Muhammad tidak pernah sekalipun ‘pamer nama’ atas kebaikan yang ia lakukan. Ia melakukannya dengan tulus. Rasul sepertinya lebih memilih untuk berbuat baik dan mendoakan kebaikan untuk orang-orang yang membencinya, termasuk untuk si pengemis ini.
Jika contoh di atas dirasa masih sulit untuk dilakukan, ada amalan lain dari rasul yang pasti lebih mudah untuk dicontoh seluruh umat Islam, yakni senyum. Rasul Muhammad dikenal sebagai sosok yang tidak pernah menampakkan wajahnya kecuali dengan senyuman yang selalu menyungging di bibirnya. Rasul memberikan senyuman bukan hanya kepada orang-orang yang ia kasihi, kepada orang-orang yang membencinya sekalipun, rasul selalu tidak pernah menghilangkan senyum itu.
Rasul pun dikenal sebagai orang yang lebih mementingkan kebahagiaan orang lain dibanding kebahagiaan untuk dirinya sendiri, ini tampak dari kebiasaan beliau memberikan barang-barang kesukaannya kepada orang lain yang juga menyukainya. Melalui kebiasaan baiknya ini, rasul mengajarkan bahwa berbuat baik bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasul menjelaskan;
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ . [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari di mana matahari terbit, lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai), (itu) adalah sedekah. Engkau menolong seseorang yang berkendaraan, lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya, atau mengangkatkan barangnya, (itu juga) adalah sedekah. Ucapan yang baik adalah sedekah. Setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat, adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah (HR: Bukhari dan Muslim).
Pada prakteknya, berbuat baik kepada orang lain ternyata bukan hanya akan memberi manfaat untuk orang tersebut, melainkan –dan ini yang lebih utama—kepada diri sendiri. Membiasakan untuk berbuat baik kepada orang lain membantu kita untuk menjadi orang yang baik, sehingga dengannya kita akan mampu menjadi seorang muslim yang sesungguhnya, yakni muslim yang baik dan mampu memberikan kebaikan untuk sesama.